Namun, ketika sistem Bretton Woods runtuh, dollar tidak lagi dapat menjamin nilai tukar internasional hingga kemudian beralih ke sistem nilai tukar mengambang. Sistem nilai tukar yang dipilih oleh negara dideklarasikan dan dilaporkan kepada IMF setiap tahun guna kemudian dilakukan pengawasan dan disediakan bantuan bila membutuhkan.
Mendekati penghujung tahun 2013, pertumbuhan ekonomi negara-negara kawasan anggota Association of South East Asian Nations (ASEAN) menunjukkan pertumbuhan yang masih tidak menggembirakan. Kecenderungan pertumbuhan negara-negara utama di kawasan belum menunjukkan arah pertumbuhan yang stabil ataupun kecenderungan pertumbuhan positif secara bersama. Indonesia, Filipina dan Thailand adalah negara-negara utama di kawasan ASEAN yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-2013 yang lebih rendah daripada pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II-2013 (y-o-y) sementara Malaysia, Singapura dan Vietnam adalah negara-negara utama di kawasan yang berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-2013 yang lebih baik daripada kuartal sebelumnya. Negara-negara yang tingkat pertumbuhan Kuartal III-2013 yang mengalami penurunan dibandingkan pertumbuhan Kuartal II-2013 paling signifikan terjadi pada negara Thailand (2,2% menjadi 1,3%) diikuti Filipina (7,5% menjadi 7,0%) dan Indonesia (5,8% menjadi 5,6%). Sementara negara utama kawasan yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang membaik dalam rentang kuartalan secara berturut-turut adalah Singapura (3,8% menjadi 5,1%), Malaysia (4,4% menjadi 5,0%) serta Vietnam (5,0% menjadi 5,5%).
![]() | |||||||||||
Tekanan Inflasi Masih Mengalami Trend Penguatan |
Tingkat inflasi yang terjadi di negara-negara anggota ASEAN masih menjadi faktor utama yang menghambat laju ekonomi dan peningkatan nilai kesejahteraan di kawasan untuk mencapai tingkat potensi optimalnya. Secara berturut-turut pada bulan Oktober 2013 ini, tingkat inflasi tertinggi dicapai oleh Indonesia (8,32%), sejajar dengan berbagai negara yang bukan negara utama di kawasan ASEAN seperti Laos (6,87%) dan Vietnam (5,87%). Inflasi sebagai salah satu indikator yang menunjukkan tingkat penciptaan nilai kesejahteraan di suatu negara menunjukkan bahwa di tengah kecenderungan negara kawasan yang rerata mampu mempertahankan inflasi pada tingkat dibawah 3%, Indonesia, Laos dan Vietnam terbukti belum mampu meredam gejolak kenaikan harga di negaranya terlebih ketika sementara dalam waktu dekat akan menghadapi potensi ancaman kenaikan harga-harga barang secara umum pada momen akhir tahun nantinya. Tekanan pada perekonomian yang diakibatkan oleh masih tingginya tingkat inflasi ini diiringi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang belum mencapai kapasitas optimal akan berpengaruh pada persiapan negara-negara kawasan untuk menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
![]() |
Indeks Saham Negara Asean 2009 - 2013 |
![]() |
Nilai Tukar Negara Asean Terhadap USD Tahun 2009 - 2013 |
Refrensi :
macroeconomicdashboard.com/index.php/id/asean/152-ekonomi-asean-pertumbuhan-melambat,-perbaikan-tidak-secepat-harapan
http://vijai-indo-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-81985-PEI-Nilai%20Tukar%20dan%20Suku%20Bunga.html
http://www.nusaforex.com/pengaruh-suku-bunga-pada-pasar-forex