Pages

Rabu, 12 Juli 2017

REVIEW JURNAL



REVIEW JURNAL
PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN

Diajukan Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma


    

Disusun Oleh:

                             Ahmad Faisal                    (20213410)
                             Emi Yuniarti                     (22213896)
                             Kholifah Dyta Novian      (24213842)
                             Novi Nurpita                     (2B214881)                                      
                             Poppy Indah Wulan R.     (26213873)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2017




Nama Jurnal              : Akuntansi dan Keuangan
Volume/ Halaman      : Vol.4 No.1/ Hal 1-19
Nama Penulis             : Edo Bangkit Prayoga dan Spica Almilia
Judul Jurnal               : Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Ukuran  Perusahaan
                                      terhadap Pengungkapan Manajemen Risiko
Tahun Jurnal              : Maret 2013



LATAR BELAKANG
            Semakin ketatnya persaingan pada dunia bisnis, mendorong perusahaan untuk lebih transparan dalam mengungkapkan informasinya. Lebih banyak pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan menyebabkan semakin banyak pula informasi yang harus diungkapkan.
            Informasi yang diungkapkan harus dapat dipahami, dipercaya, relevan, dan transparan, karena informasi tersebut dapat menjadi dasar pengambilan keputusan bagi pengguna informasi, khususnya pihak investor. Hal tersebut disebabkan oleh kegiatan investasi yang mengandung risiko dan ketidakpastian. Karena risiko dan ketidakpastian yang melekat ini, maka diperlukan praktik pengungkapan (disclosure) pada suatu perusahaan.
            Pengungkapan (disclosure) memberikan implikasi bahwa keterbukaan merupakan basis kepercayaan publik terhadap manajemen di dalam sistem korporasi. Dengan kata lain, kualitas mekanisme corporate governance seharusnya dapat dilihat dari tingkat keterbukaan atau transparansi (Fathimiyah dkk, 2011).
            Manajemen risiko dimulai dari adanya kesadaran manajemen bahwa risiko itu pasti ada di dalam suatu perusahaan. Penerapan manajemen risiko yang baik harus memastikan bahwa organisasi tersebut mampu memberikan perlakuan yang tepat terhadap risiko yang akan mempengaruhinya (Susilo dan Kaho, 2010).
            Mekanisme pengawasan dari corporate governance yang terdiri dari struktur kepemilikan yang meliputi kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan asing, kepemilikan publik, dan ukuran perusahaan (Hapsoro, 2007).
            Mekanisme dari corporate governance dapat mengontrol perusahaan lebih optimal, sehingga dapat menurunkan konflik kepentingan (conflict of interest) yang disebabkan oleh masalah keagenan antara pemilik dan manajer.

TUJUAN PENELITIAN
            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari ukuran perusahaan, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing, dan kepemilikan publik terhadap pengungkapan manajemen risiko.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Dilihat dari sumber data penelitian ini merupakan data sekunder yaitu menggunakan laporan tahunan dari industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2011 yang telah dipublikasikan. Penelitian ini termasuk penelitian kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk melihat pengaruh antar variabel satu dengan variabel yang lain.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan Uji Normalitas, Uji F, dan Uji Parsial (t test) dengan menggunakan program SPSS version 16.00 for Windows.

VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas             :   Penerapan manajemen risiko
Variabel terikat    : Ukuran perusahaan, kepemilikan manajemen, kepemilikan  institusi domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik.

HASIL PENELITIAN
Hasil uji normalitas awal menunjukan bahwa nilai Kolmogorov – smirnov Z sebesar 1,842 dengan Asmp. Sig (2-tailed) yaitu sebesar 0,002, nilai ini lebih kecil dari nilai signifikansi yaitu 0,000 < 0,05 yang berarti data tidak terdistribusi normal. Sehingga untuk menormalkan data, dilakukan dengan cara mengkonversi nilai data ke dalam skor standardized atau yang biasa disebut dengan Z-score.
Setelah dilakukan uji normalitas akhir dengan metode Z-score dengan cara mentransform data, maka didapat nilai Kolmogorov – smirnov Z sebesar 1,312 dengan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,064. Dengan kata lain, model regresi tersebut telah terdistribusi secara normal karena nilai signifikansi > 0,05.
Pengujian koefisien determinasi menunjukkan nilai  sebesar 0,045. Hal ini berarti hanya 4,5 persen variabel dependen pengungkapan manajemen risiko yang dapat dijelaskan oleh keempat variabel independen yaitu TA, KM, KID, KIA, dan KP. Sedangkan 95,5 persen dijelaskan oleh variabel – variabel lain di luar model.
Pengujian variabel secara simultan (uji F) berdasarkan output SPSS pada penelitian, diketahui bahwa F hitung sebesar 2,312 dengan tingkat signifikan 0,047 < 0,05. Hal ini berarti bahwa model regresi dapat dipakai untuk memprediksi nilai perusahaan atau model fit dengan data.
Pengujian variabel secara parsial (t test) berdasarkan output SPSS menghasilkan data sebagai berikut:
1.      Tidak terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap pengungkapan manajemen risiko. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung dari hasil output SPSS sebesar 0,968, dengan nilai signifikansi sebesar 0,335 > 0,05.
2.      Tidak terdapat pengaruh antara kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan manajemen risiko. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung dari hasil output SPSS sebesar 0,793, dengan nilai signifikansi sebesar 0,492 > 0,05.
3.      Terdapat pengaruh antara kepemilikan institusi domestik terhadap pengungkapan manajemen risiko. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung dari hasil output SPSS sebesar -2,465, dengan nilai signifikansi sebesar 0,015 < 0,05.

4.      Terdapat pengaruh antara kepemilikan institusi asing terhadap pengungkapan manajemen risiko. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung dari hasil output SPSS sebesar -2,906, dengan nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05.
5.      Terdapat pengaruh antara kepemilikan publik terhadap pengungkapan manajemen risiko. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung dari hasil output SPSS sebesar -2,639, dengan nilai signifikansi sebesar 0,009 < 0,05.

KESIMPULAN PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukan variabel kepemiliklan institusi domestik, kepemilikan institusi asing dan kepemilikan publik berpengareuh terhadap pengungkapan manajemen risiko. Hal ini dapat disebabkan karena semakin besar kontrol yang diberikaan oleh pihak eksternal menyebabkan pihak manajemen lebih efisien dan efektif dalam menjalankan perusahaan sehingga meminimalisasi risiko yang dihadapi sehingga hanya sedikit manajemen risiko yang diungkapkan. Sedangkan ukuran perusahaan dan kepemilikan manajemen tidak berpengaruh, karena pihak manajemen yang memiliki peran ganda sebagai pengelola perusahaan dan pemegang saham, mengetahui risiko apa saja yang dihadapi perusahaan walaupun tanpa diungkapkan dalam laporan tahunan.
Tingkat kepatuhan perusahaan manufaktur dalam mengungkapkan manajemen risiko mencapai 51,46%. Walaupun pengungkapan butir-butirnya masih sedikit, hal ini terlihat dari jumlah pengungkapan manajemen risiko terbanyak hanya mencapai enam butir dari sebelas butir yang telah diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor : SE-02/PM/2002 tentaang pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik: industri manufaktur.

PENDAPAT MENGENAI JURNAL
Praktik pengungkapan merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan guna memberikan implikasi bahwa keterbukaan menjadi basis kepercayaan publik terhadap manajemen di dalam sistem korporasi.
Penelitian ini sangat bermanfaat untuk banyak pihak seperti investor, manajer, dan masyarakat. Namun penelitian ini masih terbatas dalam sampel dan periode yang singkat. Penelitian selanjutnya mungkin bisa menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI sebagai sampel penelitian atau dengan membandingkan tingkat kepatuhan setiap sektor industri dalam pelaporan menejemen risiko dengan periode yang lebih lama untuk dapat menyempurnakan penelitian ini.

MAKALAH PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN

MAKALAH
PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN


Diajukan Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma



Disusun Oleh:

·         Ahmad Faisal                         (20213410)
·         Emi Yuniarti                          (22213896)
·         Kholifah Dyta Novian           (24213842)
·         Novi Nurpita                          (2B214881)    
·         Poppy Indah Wulan R.         (26213873)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2017

1. Pelaporan dan Pengungkapan

Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, undang-undang, berhubungan dengan politik dan ekonomi, tingkat perkembangan ekonomi, pendidikan, budaya, dan faktor-faktor lainnya. Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju.

Perbedaan pengungkapan nasional sebagian besar didorong oleh perbedaan di pengelolaan dan keuangan perusahaan. Di kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan beberapa negara pasar yang berkembang), kepemilikan saham masih tetap sangat terkonsentrasi dan bank (dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi sumber utama pembiayaan perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan lainnya memperoleh banyak informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan. (Reskino, 1997)

  • Pengungkapan Sukarela
Manajer memiliki informasi yang lebih baik dari pihak luar mengenai performa perusahaan mereka saat ini dan ke depannya. Manajer berinisiatif untuk mengungkap informasi seperti itu secara sukarela. Pemilihan pengungkapan manajer mencerminkan keseluruhan akibat keperluan pengungkapan dan insentif mereka untuk menguraikan informasi dengan sukarela. Sejumlah aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat transaksi-transaksi ekonomi dengan cara yang tidak mewakili kepentingan terbaik pemegang saham. Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa para pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat. 
  • Ketentuan Pengungkapan Wajib

Bursa efek dan badan regulator pemerintah umumnya mengharuskan perusahaan perusahaan asing yang mencatatkan saham untuk memberi informasi keuangan dan informasi non keuangan yang sama dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap informasi yang diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang dilaporkan kepada badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan negara tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian pengungkapan antar wilayah (yuridiksi).” 


Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara dengan negara lain. Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan secara luas dan ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham kurang mendapat perhatian di beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang melarang insider trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan penegakan hukum yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak ada. 
  •  Kebutuhan Pengaturan Pengungkapan
Untuk melindungi investor, sebagian besar bursa sekuritas menentukan laporan dan kebutuhan pengungkapan pada perusahaan domestik dan asing yang mencari akses untuk pasar mereka. Pengungkapan yang menyeluruh dan dapat dipercaya akan meningkatkan kepercayaan investor, dimana akan meningkatkan likuiditas, mengurangi biaya transaksi, dan meningkatkan kualitas pasar keseluruhan.
  • Pembahasan Laporan Keuangan SEC Amerika Serikat 
Secara umum SEC mewajibkan pendaftar asing untuk melengkapi informasi keuangan yang pada hakikatnya sama dengan yang dibutuhkan perusahaan domestik. Syarat laporan keuangan SEC bagi perusahaan asing menghalangi mereka dari pembuatan sekuritas mereka yang ada di AS, sebaliknya sistem akuntansi dan pengungkapan terkini melindungi investor dan memastikan kualitas pasar modal AS. (Reskino, 1997) 


2.  Praktik Pelaporan dan Pengungkapan


Praktik pengungkapan laporan tahunan memperlihatkan respons manajer terhadap kebutuhan pengungkapan dan insentif mereka untuk menyediakan informasi laporan keuangan kepada pengguna secara sukarela. (Reskino, 1997)  
  • Pengungkapan Informasi Progresif
 Informasi Progresif Meliputi :
  1. Perkiraan Pendapatan, laba rugi, arus kas, pengeluaran modal, dan hal keuangan lainnya;
  2. Tujuan informasi mengenai kinerja dan posisi ekonomi masa depan;
  3.  Laporan program dan sasaran manajemen untuk usaha masa depan.

Tujuan utama investor dan analis tersebut adalah menilai pendapatan dan arus kas di masa depan.
  •  Pengungkapan Segmen
Permintaan investor akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para analis keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat mendetail. Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan.
  • Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat umum. Informasi mengenai kesejahteraan karyawan telah lama menjadi perhatian bagi organisasi buruh. Bidang permasalahan yang menjadi perhatian terkait dengan kondisi kerja, keamanan pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan, keanekaragaman angkatan kerja dan tenaga kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan juga diminati oleh para investor karena memberikan masukan berharga mengenai hubungan kerja, biaya, dan produktivitas perusahaan.
  • Pengungkapan Khusus bagi Pengguna Laporan Keuangan Non-domestik dan Prinsip Akuntansi yang digunakan


Laporan khusus untuk mengakomodasi pengguna laporan keuangan non-domestik meliputi :
  1. "Laporan ulang yang mudah" tentang informasi keuangan ke dalam mata uang asing;
  2.  Pembahasan perbedaan antara prinsip akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa ketetapan prinsip akuntansi lainnya; 
  3. Posisi laporan keuangan ulang terbatas di ketetapan prinsip akuntansi kedua;
  4. Sebuah laporan keuangan lengkap disiapkan yang berhubungan dengan ketetapan prinsip akuntansi kedua.

  • Pengunkapan Pengelolaan Perusahaan
  1. Komponen dari rancangan kerja untuk memahami dan menilai pengelolaan perusahaan adalah infrastruktur pasar, lingkungan hukum, pengaturan lingkungan, dan informasi infrastruktur.
  2. Pengungkapan pengelolaan perusahaan mencakup laporan bagaimana pemerintah mengelola informasi tentang jajaran direktur, dan sebuah pembahasan pengendalian internal 
  •  Pengukapan dan Laporan Bisnis di Internet
  1. World Wide Web terus digunakan sebagai sebuah ruang penyebaran informasi, dengan media cetak yang selalu mendapat peran kedua.
  2. Sebuah perkembangan penting yang akan memfasilitasi pelaporan bisnis melalui Web adalah Extensible Bussiness Reporting Language (XBRL) yaitu sebuah sistem penamaan informasi atau data.   
  • Pengungkapan Laporan Tahunan di Negara-negara dengan Pasar Baru Muncul
Pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan dari negara dengan pasar yang baru muncul biasanya kurang luas dan kurang dapat dipercaya daripada perusahaan dari negara berkembang. Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di negara-negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak internal seperti kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaan dan secara umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik yang kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan dengan perekonomian yang lebih maju. Namun demikian, permintaan investor atas informasi mengenai perusahaan yang tepat waktu dan kredibel di Negara-negara pasar berkembang semakin banyak regulator memberikan respons terhadap permintaan ini dengan membuat ketentuan pengungkapan yang lebih ketat dan meningkatkan upaya-upaya pengawasan dan penegakan aturan.
  • Implikasi bagi Para Pengguna Laporan Keuangan dan Manajer
Pengguna laporan keuangan mengharapkan tingkat pengungkapan dan praktik pelaporan keuangan yang luas sehingga manajer harus dan sukarela mengungkapkan laporan keuangan.  Para manajer dari banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya pengungkapan informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di negara-negara yang secara tradisional memiliki pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan bagi perusahaan mereka. Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk memberikan pengungkapan yang lebih banyak dalam bidang-bidang yang dipandang penting oleh para investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan segmen dan rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat. (Reskino, 1997)

3. Persoalan-Persoalan Penting yang Mempengaruhi Keputusan Manajemen untuk Membuat Pengungkapan Keputusan.

Manajemen membutuhkan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka. Sistem informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan informasi untuk manajemen setiap tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu untuk dapat menyediakan informasi yang relevan dan berguna bagi manajemen, maka pengembang sistem informasi harus memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya. 

Salah satu tujuan utama pelaporan keuangan adalah memasok informasi untuk pengambilan keputusan. Untuk itu dibutuhkan pengungkapan data keuangan dan informasi relevan lainnya dengan cara yang tepat. Berikut beberapa hal yang penting berkaitan dengan tentang pengungkapan informasi keuangan (Reskino, 1997).
  • Perencanaan Strategik

Merupakan kegiatan manajemen tingkat atas, sebagai proses evaluasi lingkungan luar organisasi, penerapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi-strategi. Proses evaluasi lingkungan luar organisasi merupakan lingkungan luar dapat mempengaruhi jalannya organisasi, oleh karena itu manajemen tingkat atas harus pandai mengevaluasinya, harus dapat bereaksi terhadap kesempatan yang diberikan oleh lingkungan luar, misal produk baru, pasar baru. Selain itu manajemen tingkat atas hrs tanggap terhadap tekanan-tekanan dari lingkungan luar yang merugikan organisasi dan sedapat mungkin mengubah tekanan menjadi kesempatan.
Penetapan tujuan adalah apa yg igin dicapai oleh organisasi berdasarkan visi yang dimiliki oleh manajemen. Misalnya tujuan perusahaan adalah dalam waktu 5 tahun menjadi penjual terbesar di dalam industri dengan menguasai 60% pasar.
Penentuan strategi : Manajemen tingkat atas menentukan tindakan yang harus dilakukan oleh organisasi dengan maksud untuk mencapai tujuannya. Dengan strategi semua kemampuan yang berupa sumber daya dikerahkan supaya tujuan organisasi dapat diraih.
 



2.      Pengendalian Manajemen
Sistem untuk meyakinkan bahwa organisasi telah menjalankan strategi yang sudah ditetapkan secara efektif dan efisien. Ini merupakan tingkatan taktik (tactical level), yaitu bagaimana manajemen tingkat menengah menjalankan taktik supaya perencanaan strategi dapat dilakukan dengan berhasil. Taktik yamg dijalankan biasanya bersifat jangka pendek ± 1 tahun. Proses pengendalian manajemen terdiri dari pembuatan program kerja, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran, pelaporan dan analisis.
3.      Pengendalian Operasi
Sistem untuk meyakinkan bahwa tiap-tiap tugas tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini merupakan penerapan program yang telah ditetapkan di pengendalian manajemen.Pengendalian operasi dilakukan dibawah pedoman proses pengendalian manajemen dan difokuskan pada tugas tingkat bawah.

a.                  Tipe Keputusan Manajemen
Pengambilan keputusan (decision making) adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternatif untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi dalam 3 tipe. (Reskino, 1997)



1.      Keputusan Terprogram/ Keputusan Terstruktur
Merupakan keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah. Contoh : keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dan lain-lain.

2.      Keputusan Setengah Terprogram / Setengah Terstruktur
Keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci. Contoh : Keputusan membeli sistem komputer yang lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.

3.      Keputusan Tidak Terprogram/ Tidak Terstruktur
Merupakan keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.
b.                  Tipe Informasi
Sistem informasi sekarang peranannya tidak hanya sebagai pengumpul data dan mengolahnya menjadi informasi berupa laporan keuangan saja, tetapi mempunyai peranan yang lebih penting di dalam menyediakan informasi bagi manajemen untuk fungsi perencanaan, alokasi sumber daya, pengukuran dan pengendalian. Laporan dari sistem informasi memberikan informasi kepada manajemen mengenai permasalahan yang terjadi didalam organisasi untuk menjadi bukti yang berguna didalam menentukan tindakan yg diambil. Sistem informasi menyediakan 3 macam tipe informasi (Reskino, 1997).


1.      Informasi Pengumpulan Data (Scorekeeping Information)
Merupakan informasi yang berupa akumulasi atau pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan. Berguna bagi manajer bawah untuk mengevaluasi kinerja personil-personilnya.

2.      Informasi Pengarahan Perhatian (Attention Directing Information)
Merupakan informasi yang membantu manajemen memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang menyimpang. Informasi ini membantu manajemen menengah untuk melihat penyimpangan yang terjadi.

3.      Informasi Pemecahan Masalah (Problem Solving Information)
Merupakan informasi untuk membantu para manajer atas mengambil keputusan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Problem solving biasanya dihubungkan dengan keputusan yg tidak berulang-ulang serta situasi yang membutuhkan analisis yang dilakukan oleh manajemen tingkat atas.
c.                   Karakteristik Informasi
Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, maka manajemen membutuhkan informasi yang berguna. Untuk tiap-tiap tingkatan manajemen dengan kegiatan yang berbeda-beda, dibutuhkan informasi yang berbeda-beda pula, karakteristik informasi ini antara lain:
1.      Kepadatan Informasi
Untuk manajemen tingkat bawah, karakteristik informasinya adalah terperinci dan kurang padat, karena terutama digunakan untuk pengendalian operasi. Sedang untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, mempunyai karakteristik informasi yang semakin tersaring lebih ringkas dan padat.


2.      Luas Informasi
Manajemen bawah karakteristik informasi. Adalah terfokus pada suatu masalah tertentu, karena digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas yang khusus. Untuk manajer tingkat tinggi, karakteristik informasi yang semakin luas, karena manajemen atas berhubungan dengan masalah yang luas.

3.      Frekuensi Informasi
Manajemen tingkat bawah frekuensi informasi yang diterimanya adalah rutin, karena digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas yang terstruktur dengan pola yang berulang-ulang dari waktu ke waktu. Manajemen tingkat tinggi, frekuensi informasinya adalah tidak rutin atau mendadak, karena manajemen atas berhubungan dengan pengambilan keputusan tidak terstruktur yang pola dan waktunya tidak jelas.

4.      Waktu Informasi
Manajemen tingkat bawah, informasi yang dibutuhkan adalah informasi historis, karena digunakan oleh manajer bawah di dalam pengendalian operasi yang memeriksa tugas rutin yang sudah terjadi. Untuk manajemen tingkat tinggi, waktu informasi lebih ke masa depan berupa informasi prediksi karena digunakan untuk pengambilan keputusan strategik yang menyangkut nilai masa depan.

5.      Akses Informasi
Level bawah membutuhkan informasi yang periodenya berulang-ulang, sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem informasi yang memberikan dalam bentuk laporan periodik. Dengan demikian akses informasi tidak dapat secara on line, tetapi dapat secara off line. Sebaliknya untuk level lebih tinggi, periode yang dibutuhkan tidak jelas, sehingga manajer tingkat atas perlu disediakan akses on line untuk mengambil informasi kapan pun mereka membutuhkan.

6.      Sumber Informasi
Karena manajemen tingkat bawah lebih berfokus pada pengendalian internal perusahaan, maka manajer tingkat bawah lebih membutuhkan informasi dengan data yang bersumber dari internal perusahaan sendiri, tetapi manajer tingkat atas lebih berorientasi pada masalah perencanaan strategik yang berhubungan dengan lingkungan luar perusahaan, sehingga membutuhkan informasi dengan data yang bersumber pada eksternal perusahaan.

d.                  Peran Manajemen
Menurut Simon (1960) peran manajemen terdiri dari tiga hal, antara lain:
1.      Peran Interpersonal
Peran hubungan personal dapat terdiri dari  figur kepala (figur head) : manajer mewakili organisasi untuk kegiatan di luar organisasi. Pemimpin (leader) : manajer mengkoordinasi, mengendalikan, memotivasi, dan mendukung bawahannya.
Penghubung (liaison) : manajer menghubungkan personal-personal di semua tingkatan manajemen.

2.      Peran Informational
Peran dari manajer sebagai pusat syaraf (nerve center) organisasi untuk menerima informasi yang paling mutakhir dan sebagai penyebar (disseminator) informasi keseluruh personal di organisasi. Peran informasi lainnya adalah manajer sebagai juru bicara (spokesman) untuk menjawab pertanyaan tentang informasi yang dimilikinya.

3.      Peran Decisional
Yang dilakukan oleh manajer adalah sebagai entreprenuer, sebagai orang yang menangani gangguan, sebagai orang yg mengalokasikan sumber daya organisasi, dan sebagai negosiator jika terjadi konflik di dalam organisasi.

e.                   Tahapan Pengambilan Keputusan
Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan
1.      Intelligence: Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan permasalahan.
2.      Design: Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif pemecahan masalah.
3.      Choice: Tahap memilih dari solusi dari alternatif yang disediakan.
4.      Implementation: Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.

4. Tujuan Pengungkapan Akuntansi dalam Pasar Ekuitas.
Dalam ekonomi yang kompetitif, pengungkapan koorperasi merupakan sarana untuk menyalurkan akuntabilitas koorperasi kepada para penyedia modal (investor) dan untuk mepermudah alokasi sumberdaya untuk pemanfaatan yang paling produktif. Suatu koorperasi perlu menarik modal dalam jumlah yang sangat besar untuk pembiayaan aktivitas produksi dan distribusi yang ekstensif. Oleh karena itu pembiyaan internal ini sangat bergantung pada modal eksternal yang diinvestasikan oleh para investor pada sebuah koorperasi, Sebagai timbal balik, seorang investor memerlukan pengungkapan (tansparansi koorperasi) dimana para investor tersebut dapat menilai kualitas saham yang mereka tanamkan.
Kaitan konseptual antara pengungkapan yang meingkat dan biaya modal perusahaan dari teori perilaku investasi dalam kondisi ketidakpastian, yaitu:
1.         Dalam dunia   ketidakpastian, para investor memandang pengembalian dari investasi sekuritas sebagai uang yang diterima sebagai konsekwensi kepemilikan.
2.         Karena adanya ketidakpastian pengembalian ini dipandang dalam pengertian probabilistik.
3.         Para investor menggunakan sejumlah ukuran berbeda untuk mengukur hasil yang diharapkan dari suatu sekuritas.
4.         Para investor menyukai tingkat pengembalian yang tinggi untuk tingkat resiko tertentu atau sebaliknya.
5.         Nilai sebuah sekuritas berhubungan positif dengan aliran hasil yang diharapkan dan berhubungan terbalik dengan resiko yang berkaitan dengan pengembalian tersebut.
6.         Jadi, Pengungkapan perusahaan akan meningkatkan distribusi probabilitas dari hasil yang diharapkan oleh investor dengan mengurangi ketidakpastian yang berhubungan dengan pengembalian tersebut. Sehingga akan meningkatkan performance (kinerja perusahaan) di mata para investor sehingga memikat para investor untuk menginvestasikan yang lebih besar pada sekuritas yang sama sehingga dapat mengurangi biaya modal. (Frederick dan Gary, 2005)

E.                 Perbedaan Mendasar Praktek Pengungkapan Keuangan Perusahaan dalam Berbagai Aspek.
Dalam keadaan informasi asimetri yang tinggi, maka pemakai laporan keuangan tidak mempunyai informasi yang cukup untuk mengetahui apakah laporan keuangan, khususnya laba telah dimanipulasi. Teori market microstructure mengatakan bahwa salah satu masalah adverse selection yang dihadapi pengambil keputusan adalah adanya kemungkinan informasi firm-specific yang material tidak diungkapkan ke publik (Yanivi, 2003). Regulator pasar modal dapat mengurangi asimetri informasi ini dengan membuat ketentuan minimal atas pengungkapan yang perlu dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di bursa saham. Salah satu regulasi tersebut adalah keputusan ketua Badan Pengawas Pasar Modal nomor Kep-06/PM/2000 tentang pedoman penyajian laporan keuangan. Greenstein dan Sami (1994) dalam Yanivi (2003) meneliti dan menemukan bahwa kewajiban dari Securitas Exchange Commite (SEC) mengenai disclosure segmentasi perusahaan publik di pasar saham Amerika Serikat telah menurunkan informasi asimetri yang ditunjukkan dengan mengecilnya bid-ask spread saham perusahaan.
Tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu pengguna laporan keuangan untuk memahami isi dan angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Terdapat tiga tingkatan pengungkapan yaitu pengungkapan penuh, pengungkapan wajar, dan pengungkapan cukup. Pengungkapan penuh mengacu pada seluruh informasi yang diberikan oleh perusahaan, baik informasi keuangan maupun informasi non keuangan. Pengungkapan penuh tidak hanya meliputi laporan keuangan tetapi juga mencakup informasi yang diberikan pada management letter, company prospect dan sebagainya. Pengungkapan cukup adalah pengungkapan yang diwajibkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Sementara pengungkapan wajar adalah pengungkapan cukup ditambah dengan informasi lain yang dapat berpengaruh pada kewajaran laporan keuangan seperti contingencies, commitments dan sebagainya.
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan rugi laba, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:
1.             Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan ditetapkan terhadap peristiwa dan transaksi penting.
2.             Informasi yang disajikan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
3.             Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
Tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu pengguna laporan keuangan untuk memahami isi dan angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Terdapat tiga tingkatan pengungkapan yaitu pengungkapan penuh, pengungkapan wajar, dan pengungkapan cukup. Pengungkapan penuh mengacu pada seluruh informasi yang diberikan oleh perusahaan, baik informasi keuangan maupun informasi non keuangan. Pengungkapan penuh tidak hanya meliputi laporan keuangan tetapi juga mencakup informasi yang diberikan pada management letter, company prospect dan sebagainya. Pengungkapan cukup adalah pengungkapan yang diwajibkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Sementara pengungkapan wajar adalah pengungkapan cukup ditambah dengan informasi lain yang dapat berpengaruh pada kewajaran laporan keuangan seperti contingencies, commitments dan sebagainya. (Yanivi, 2003).


DAFTAR PUSTAKA
Frederick D.S. Choi, dan Gary K. Meek. 2005. “International Accounting”. Jakarta : Salemba Empat,
Rekisno, SE., Akt., M. Si. 1997. “Akuntansi Internasional” Simon & Schuter (Asia) Pte, Ltd. Jakarta : Salemba Empat.
Simon, Herbert. 1960. “Decision Making and Organizational Design.” In D.S. Pugh (Eds.). Organization Theory. Great Britain: Pinguin Education.
Yanivi S. Bachtiar dan Veronica. 2003. “Hubungan antara Manajemen Laba dengan Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan”. SNA 6, sesi 3/b, Solo. Surabaya