MAKALAH
PELAPORAN
DAN PENGUNGKAPAN
Diajukan Guna Melengkapi
Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma
Disusun Oleh:
·
Ahmad Faisal (20213410)
·
Emi Yuniarti (22213896)
·
Kholifah Dyta
Novian (24213842)
·
Novi Nurpita (2B214881)
·
Poppy Indah
Wulan R. (26213873)
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BEKASI
2017
1. Pelaporan dan Pengungkapan
Standar dan praktik pengungkapan
dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, undang-undang, berhubungan dengan
politik dan ekonomi, tingkat perkembangan ekonomi, pendidikan, budaya, dan
faktor-faktor lainnya. Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong
oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat,
Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan
kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju.
Perbedaan
pengungkapan nasional sebagian besar didorong oleh perbedaan di pengelolaan dan
keuangan perusahaan. Di kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang
dan beberapa negara pasar yang berkembang), kepemilikan saham masih tetap sangat
terkonsentrasi dan bank (dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi
sumber utama pembiayaan perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan lainnya
memperoleh banyak informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan.
(Reskino, 1997)
- Pengungkapan Sukarela
Manajer memiliki informasi yang lebih baik dari pihak luar
mengenai performa perusahaan mereka saat ini dan ke depannya. Manajer
berinisiatif untuk mengungkap informasi seperti itu secara sukarela. Pemilihan
pengungkapan manajer mencerminkan keseluruhan akibat keperluan pengungkapan dan
insentif mereka untuk menguraikan informasi dengan sukarela. Sejumlah aturan,
seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak ketiga
(seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan akuntansi
mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat transaksi-transaksi ekonomi
dengan cara yang tidak mewakili kepentingan terbaik pemegang saham. Aturan
pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa para pemegang
saham menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.
- Ketentuan Pengungkapan Wajib
Bursa efek dan badan regulator pemerintah umumnya mengharuskan perusahaan perusahaan asing yang mencatatkan saham untuk memberi informasi keuangan dan informasi non keuangan yang sama dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap informasi yang diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang dilaporkan kepada badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan negara tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian pengungkapan antar wilayah (yuridiksi).”
Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara dengan negara lain. Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan secara luas dan ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham kurang mendapat perhatian di beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang melarang insider trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan penegakan hukum yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak ada.
- Kebutuhan Pengaturan Pengungkapan
- Pembahasan Laporan Keuangan SEC Amerika Serikat
2. Praktik Pelaporan dan Pengungkapan
Praktik pengungkapan laporan tahunan memperlihatkan respons manajer terhadap kebutuhan pengungkapan dan insentif mereka untuk menyediakan informasi laporan keuangan kepada pengguna secara sukarela. (Reskino, 1997)
- Pengungkapan Informasi Progresif
- Perkiraan Pendapatan, laba rugi, arus kas, pengeluaran modal, dan hal keuangan lainnya;
- Tujuan informasi mengenai kinerja dan posisi ekonomi masa depan;
- Laporan program dan sasaran manajemen untuk usaha masa depan.
Tujuan utama investor dan analis tersebut adalah menilai pendapatan dan arus kas di masa depan.
- Pengungkapan Segmen
- Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
- Pengungkapan Khusus bagi Pengguna Laporan Keuangan Non-domestik dan Prinsip Akuntansi yang digunakan
Laporan khusus untuk mengakomodasi
pengguna laporan keuangan non-domestik meliputi :
- "Laporan ulang yang mudah" tentang informasi keuangan ke dalam mata uang asing;
- Pembahasan perbedaan antara prinsip akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa ketetapan prinsip akuntansi lainnya;
- Posisi laporan keuangan ulang terbatas di ketetapan prinsip akuntansi kedua;
- Sebuah laporan keuangan lengkap disiapkan yang berhubungan dengan ketetapan prinsip akuntansi kedua.
- Pengunkapan Pengelolaan Perusahaan
- Komponen dari rancangan kerja untuk memahami dan menilai pengelolaan perusahaan adalah infrastruktur pasar, lingkungan hukum, pengaturan lingkungan, dan informasi infrastruktur.
- Pengungkapan pengelolaan perusahaan mencakup laporan bagaimana pemerintah mengelola informasi tentang jajaran direktur, dan sebuah pembahasan pengendalian internal
- Pengukapan dan Laporan Bisnis di Internet
- World Wide Web terus digunakan sebagai sebuah ruang penyebaran informasi, dengan media cetak yang selalu mendapat peran kedua.
- Sebuah perkembangan penting yang akan memfasilitasi pelaporan bisnis melalui Web adalah Extensible Bussiness Reporting Language (XBRL) yaitu sebuah sistem penamaan informasi atau data.
- Pengungkapan Laporan Tahunan di Negara-negara dengan Pasar Baru Muncul
- Implikasi bagi Para Pengguna Laporan Keuangan dan Manajer
3. Persoalan-Persoalan Penting yang Mempengaruhi Keputusan Manajemen untuk Membuat Pengungkapan Keputusan.
Manajemen membutuhkan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka. Sistem informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan informasi untuk manajemen setiap tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu untuk dapat menyediakan informasi yang relevan dan berguna bagi manajemen, maka pengembang sistem informasi harus memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya.
Salah satu tujuan utama pelaporan keuangan adalah memasok informasi untuk pengambilan keputusan. Untuk itu dibutuhkan pengungkapan data keuangan dan informasi relevan lainnya dengan cara yang tepat. Berikut beberapa hal yang penting berkaitan dengan tentang pengungkapan informasi keuangan (Reskino, 1997).
- Perencanaan Strategik
Merupakan kegiatan manajemen tingkat
atas, sebagai proses evaluasi lingkungan luar organisasi, penerapan tujuan
organisasi, dan penentuan strategi-strategi. Proses evaluasi lingkungan luar
organisasi merupakan lingkungan luar dapat mempengaruhi jalannya organisasi,
oleh karena itu manajemen tingkat atas harus pandai mengevaluasinya, harus
dapat bereaksi terhadap kesempatan yang diberikan oleh lingkungan luar, misal
produk baru, pasar baru. Selain itu manajemen tingkat atas hrs tanggap terhadap
tekanan-tekanan dari lingkungan luar yang merugikan organisasi dan sedapat
mungkin mengubah tekanan menjadi kesempatan.
Penetapan tujuan adalah apa yg igin
dicapai oleh organisasi berdasarkan visi yang dimiliki oleh manajemen. Misalnya
tujuan perusahaan adalah dalam waktu 5 tahun menjadi penjual terbesar di dalam
industri dengan menguasai 60% pasar.
Penentuan strategi : Manajemen
tingkat atas menentukan tindakan yang harus dilakukan oleh organisasi dengan
maksud untuk mencapai tujuannya. Dengan strategi semua kemampuan yang berupa
sumber daya dikerahkan supaya tujuan organisasi dapat diraih.
2. Pengendalian
Manajemen
Sistem untuk meyakinkan bahwa organisasi
telah menjalankan strategi yang sudah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Ini merupakan tingkatan taktik (tactical
level), yaitu bagaimana manajemen tingkat menengah menjalankan taktik
supaya perencanaan strategi dapat dilakukan dengan berhasil. Taktik yamg
dijalankan biasanya bersifat jangka pendek ± 1 tahun. Proses pengendalian
manajemen terdiri dari pembuatan program kerja, penyusunan anggaran,
pelaksanaan dan pengukuran, pelaporan dan analisis.
3. Pengendalian
Operasi
Sistem untuk meyakinkan bahwa
tiap-tiap tugas tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini
merupakan penerapan program yang telah ditetapkan di pengendalian
manajemen.Pengendalian operasi dilakukan dibawah pedoman proses pengendalian
manajemen dan difokuskan pada tugas tingkat bawah.
a.
Tipe Keputusan Manajemen
Pengambilan keputusan (decision making) adalah tindakan manajemen
dalam pemilihan alternatif untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi dalam 3
tipe. (Reskino, 1997)
1.
Keputusan Terprogram/ Keputusan
Terstruktur
Merupakan keputusan yang
berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur
terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah. Contoh : keputusan
pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dan lain-lain.
2.
Keputusan Setengah Terprogram /
Setengah Terstruktur
Keputusan yang sebagian dapat
diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur.
Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan
serta analisis yang terperinci. Contoh : Keputusan membeli sistem komputer yang
lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
3.
Keputusan Tidak Terprogram/ Tidak
Terstruktur
Merupakan keputusan yang tidak
terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen
tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak
mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari
lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting didalam
pengambilan keputusan tidak terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan
perusahaan lain adalah contoh keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.
b.
Tipe Informasi
Sistem informasi sekarang peranannya
tidak hanya sebagai pengumpul data dan mengolahnya menjadi informasi berupa
laporan keuangan saja, tetapi mempunyai peranan yang lebih penting di dalam
menyediakan informasi bagi manajemen untuk fungsi perencanaan, alokasi sumber
daya, pengukuran dan pengendalian. Laporan dari sistem informasi memberikan
informasi kepada manajemen mengenai permasalahan yang terjadi didalam
organisasi untuk menjadi bukti yang berguna didalam menentukan tindakan yg
diambil. Sistem informasi menyediakan 3 macam tipe informasi (Reskino, 1997).
1.
Informasi Pengumpulan Data (Scorekeeping Information)
Merupakan informasi yang berupa
akumulasi atau pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan. Berguna bagi manajer
bawah untuk mengevaluasi kinerja personil-personilnya.
2.
Informasi Pengarahan Perhatian (Attention Directing Information)
Merupakan informasi yang membantu
manajemen memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang menyimpang. Informasi
ini membantu manajemen menengah untuk melihat penyimpangan yang terjadi.
3.
Informasi Pemecahan Masalah (Problem Solving Information)
Merupakan informasi untuk membantu
para manajer atas mengambil keputusan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
Problem solving biasanya dihubungkan
dengan keputusan yg tidak berulang-ulang serta situasi yang membutuhkan
analisis yang dilakukan oleh manajemen tingkat atas.
c.
Karakteristik Informasi
Untuk
mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, maka manajemen
membutuhkan informasi yang berguna. Untuk tiap-tiap tingkatan manajemen dengan
kegiatan yang berbeda-beda, dibutuhkan informasi yang berbeda-beda pula,
karakteristik informasi ini antara lain:
1.
Kepadatan Informasi
Untuk manajemen tingkat bawah,
karakteristik informasinya adalah terperinci dan kurang padat, karena terutama
digunakan untuk pengendalian operasi. Sedang untuk manajemen yang lebih tinggi
tingkatannya, mempunyai karakteristik informasi yang semakin tersaring lebih
ringkas dan padat.
2.
Luas Informasi
Manajemen bawah karakteristik
informasi. Adalah terfokus pada suatu masalah tertentu, karena digunakan oleh
manajer bawah yang mempunyai tugas yang khusus. Untuk manajer tingkat tinggi,
karakteristik informasi yang semakin luas, karena manajemen atas berhubungan
dengan masalah yang luas.
3.
Frekuensi Informasi
Manajemen tingkat bawah frekuensi
informasi yang diterimanya adalah rutin, karena digunakan oleh manajer bawah yang
mempunyai tugas yang terstruktur dengan pola yang berulang-ulang dari waktu ke
waktu. Manajemen tingkat tinggi, frekuensi informasinya adalah tidak rutin atau
mendadak, karena manajemen atas berhubungan dengan pengambilan keputusan tidak
terstruktur yang pola dan waktunya tidak jelas.
4.
Waktu Informasi
Manajemen tingkat bawah, informasi yang
dibutuhkan adalah informasi historis, karena digunakan oleh manajer bawah di
dalam pengendalian operasi yang memeriksa tugas rutin yang sudah terjadi. Untuk
manajemen tingkat tinggi, waktu informasi lebih ke masa depan berupa informasi
prediksi karena digunakan untuk pengambilan keputusan strategik yang menyangkut
nilai masa depan.
5.
Akses Informasi
Level bawah membutuhkan informasi
yang periodenya berulang-ulang, sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem
informasi yang memberikan dalam bentuk laporan periodik. Dengan demikian akses
informasi tidak dapat secara on line,
tetapi dapat secara off line.
Sebaliknya untuk level lebih tinggi, periode yang dibutuhkan tidak jelas,
sehingga manajer tingkat atas perlu disediakan akses on line untuk mengambil informasi kapan pun mereka membutuhkan.
6.
Sumber Informasi
Karena manajemen tingkat bawah lebih
berfokus pada pengendalian internal perusahaan, maka manajer tingkat bawah
lebih membutuhkan informasi dengan data yang bersumber dari internal perusahaan
sendiri, tetapi manajer tingkat atas lebih berorientasi pada masalah
perencanaan strategik yang berhubungan dengan lingkungan luar perusahaan,
sehingga membutuhkan informasi dengan data yang bersumber pada eksternal
perusahaan.
d.
Peran Manajemen
Menurut Simon (1960) peran manajemen
terdiri dari tiga hal, antara lain:
1.
Peran Interpersonal
Peran hubungan personal dapat
terdiri dari figur kepala (figur
head) : manajer mewakili organisasi untuk kegiatan di luar organisasi. Pemimpin
(leader) : manajer mengkoordinasi,
mengendalikan, memotivasi, dan mendukung bawahannya.
Penghubung (liaison) : manajer menghubungkan personal-personal di semua tingkatan manajemen.
Penghubung (liaison) : manajer menghubungkan personal-personal di semua tingkatan manajemen.
2.
Peran Informational
Peran dari manajer sebagai pusat
syaraf (nerve center) organisasi
untuk menerima informasi yang paling mutakhir dan sebagai penyebar (disseminator) informasi keseluruh
personal di organisasi. Peran informasi lainnya adalah manajer sebagai juru
bicara (spokesman) untuk menjawab
pertanyaan tentang informasi yang dimilikinya.
3.
Peran Decisional
Yang dilakukan oleh manajer adalah
sebagai entreprenuer, sebagai orang
yang menangani gangguan, sebagai orang yg mengalokasikan sumber daya
organisasi, dan sebagai negosiator jika terjadi konflik di dalam organisasi.
e.
Tahapan Pengambilan Keputusan
Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan
Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan
1.
Intelligence: Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan
permasalahan.
2.
Design: Tahap perancangan solusi dalam
bentuk alternatif pemecahan masalah.
3.
Choice: Tahap memilih dari solusi dari
alternatif yang disediakan.
4.
Implementation: Tahap melaksanakan keputusan dan
melaporkan hasilnya.
4. Tujuan
Pengungkapan Akuntansi dalam Pasar Ekuitas.
Dalam ekonomi yang kompetitif,
pengungkapan koorperasi merupakan sarana untuk menyalurkan akuntabilitas
koorperasi kepada para penyedia modal (investor) dan untuk mepermudah alokasi
sumberdaya untuk pemanfaatan yang paling produktif. Suatu koorperasi perlu
menarik modal dalam jumlah yang sangat besar untuk pembiayaan aktivitas
produksi dan distribusi yang ekstensif. Oleh karena itu pembiyaan internal ini
sangat bergantung pada modal eksternal yang diinvestasikan oleh para investor
pada sebuah koorperasi, Sebagai timbal balik, seorang investor memerlukan
pengungkapan (tansparansi koorperasi) dimana para investor tersebut dapat
menilai kualitas saham yang mereka tanamkan.
Kaitan konseptual antara
pengungkapan yang meingkat dan biaya modal perusahaan dari teori perilaku
investasi dalam kondisi ketidakpastian, yaitu:
1.
Dalam
dunia ketidakpastian, para investor memandang pengembalian dari
investasi sekuritas sebagai uang yang diterima sebagai konsekwensi kepemilikan.
2.
Karena
adanya ketidakpastian pengembalian ini dipandang dalam pengertian
probabilistik.
3.
Para
investor menggunakan sejumlah ukuran berbeda untuk mengukur hasil yang
diharapkan dari suatu sekuritas.
4.
Para
investor menyukai tingkat pengembalian yang tinggi untuk tingkat resiko
tertentu atau sebaliknya.
5.
Nilai
sebuah sekuritas berhubungan positif dengan aliran hasil yang diharapkan dan
berhubungan terbalik dengan resiko yang berkaitan dengan pengembalian tersebut.
6.
Jadi,
Pengungkapan perusahaan akan meningkatkan distribusi probabilitas dari hasil
yang diharapkan oleh investor dengan mengurangi ketidakpastian yang berhubungan
dengan pengembalian tersebut. Sehingga akan meningkatkan performance (kinerja perusahaan) di mata para investor sehingga
memikat para investor untuk menginvestasikan yang lebih besar pada sekuritas
yang sama sehingga dapat mengurangi biaya modal. (Frederick dan Gary, 2005)
E.
Perbedaan
Mendasar Praktek Pengungkapan Keuangan Perusahaan dalam Berbagai Aspek.
Dalam keadaan informasi asimetri
yang tinggi, maka pemakai laporan keuangan tidak mempunyai informasi yang cukup
untuk mengetahui apakah laporan keuangan, khususnya laba telah dimanipulasi.
Teori market microstructure mengatakan bahwa salah satu masalah adverse selection yang dihadapi
pengambil keputusan adalah adanya kemungkinan informasi firm-specific yang
material tidak diungkapkan ke publik (Yanivi, 2003). Regulator pasar modal
dapat mengurangi asimetri informasi ini dengan membuat ketentuan minimal atas
pengungkapan yang perlu dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di bursa
saham. Salah satu regulasi tersebut adalah keputusan ketua Badan Pengawas Pasar
Modal nomor Kep-06/PM/2000 tentang pedoman penyajian laporan keuangan.
Greenstein dan Sami (1994) dalam Yanivi (2003) meneliti dan menemukan bahwa
kewajiban dari Securitas Exchange Commite
(SEC) mengenai disclosure segmentasi
perusahaan publik di pasar saham Amerika Serikat telah menurunkan informasi
asimetri yang ditunjukkan dengan mengecilnya bid-ask spread saham perusahaan.
Tingkat pengungkapan dalam laporan
keuangan akan membantu pengguna laporan keuangan untuk memahami isi dan angka
yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Terdapat tiga tingkatan pengungkapan
yaitu pengungkapan penuh, pengungkapan wajar, dan pengungkapan cukup.
Pengungkapan penuh mengacu pada seluruh informasi yang diberikan oleh
perusahaan, baik informasi keuangan maupun informasi non keuangan. Pengungkapan
penuh tidak hanya meliputi laporan keuangan tetapi juga mencakup informasi yang
diberikan pada management letter, company
prospect dan sebagainya. Pengungkapan cukup adalah pengungkapan yang
diwajibkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Sementara pengungkapan wajar
adalah pengungkapan cukup ditambah dengan informasi lain yang dapat berpengaruh
pada kewajaran laporan keuangan seperti contingencies,
commitments dan sebagainya.
Catatan atas laporan keuangan
meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca,
laporan rugi laba, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta
informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen. Catatan atas
laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk
diungkapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta
pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian
laporan keuangan secara wajar.
Catatan atas laporan keuangan
mengungkapkan:
1.
Informasi
tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih
dan ditetapkan terhadap peristiwa dan transaksi penting.
2.
Informasi
yang disajikan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
3.
Informasi
tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam
rangka penyajian secara wajar.
Tingkat pengungkapan dalam laporan
keuangan akan membantu pengguna laporan keuangan untuk memahami isi dan angka
yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Terdapat tiga tingkatan pengungkapan
yaitu pengungkapan penuh, pengungkapan wajar, dan pengungkapan cukup.
Pengungkapan penuh mengacu pada seluruh informasi yang diberikan oleh
perusahaan, baik informasi keuangan maupun informasi non keuangan. Pengungkapan
penuh tidak hanya meliputi laporan keuangan tetapi juga mencakup informasi yang
diberikan pada management letter, company prospect dan sebagainya. Pengungkapan
cukup adalah pengungkapan yang diwajibkan oleh standar akuntansi yang berlaku.
Sementara pengungkapan wajar adalah pengungkapan cukup ditambah dengan
informasi lain yang dapat berpengaruh pada kewajaran laporan keuangan seperti
contingencies, commitments dan sebagainya. (Yanivi, 2003).
DAFTAR
PUSTAKA
Frederick
D.S. Choi, dan Gary K. Meek. 2005. “International
Accounting”. Jakarta : Salemba Empat,
Rekisno,
SE., Akt., M. Si. 1997. “Akuntansi Internasional” Simon & Schuter (Asia)
Pte, Ltd. Jakarta : Salemba Empat.
Simon,
Herbert. 1960. “Decision Making and
Organizational Design.” In D.S. Pugh (Eds.). Organization Theory. Great
Britain: Pinguin Education.
Yanivi
S. Bachtiar dan Veronica. 2003. “Hubungan antara Manajemen Laba dengan Tingkat
Pengungkapan Laporan Keuangan”. SNA 6, sesi 3/b, Solo. Surabaya
0 komentar:
Posting Komentar